POST : 14 Selamat, Sam!

Assalamualaikum...
Gimana kabarnya Kawan? Semoga selalu dalam lindungan Allah swt. Amin.
Post kali ini untuk Sam. Siapa Sam? Seorang laki-laki yang Insya Allah baik, semoga mendapat jodoh yang baik juga.


(Selingan : Dapat piagam lagi, lucu banget gambarnya, 'kan?)
.
.
.
.
.
TENTANG SAM 


Sam, hari ini aku mencoba menjauhimu. Bukan menghindar, karena kau hanya sesekali menemuiku. Sam, harus kuakui kau memang hebat. Kau dapat menarik simpati bahkan tanpa kau ketahui. Terimakasih Sam, malam itu kau mau menjawab pesanku. Kau tahu? sebenarnya dalam pesan itu ingin kutanyakan apa kesibukanmu. Berusaha mengenalmu lebih dalam. Tapi aku sadar, hal itu tidak patut dilakukan seorang wanita. Dan juga Sam, saat kau menelaah lebih dekat tentang nama, yang hari itu kupinjam namun tak juga kujadikan tulisan. Terimakasih telah memberiku ilmu baru, Sam. Juga penyemangatmu. Kau tahu? Dalam pesan itu juga aku ingin bertanya, "Apa tidak masalah aku menggunakan namamu? Kalau ada yang marah bagaimana?" yang jika diperjelas maknanya adalah "Kamu sudah punya pacar?" Ah, tentu saja aku malu. Kita dekat hanya sebagai teman, 'kan? Walaupun aku berharap kau menjawab "Tidak ada yang akan marah." Tapi ini masih terlalu pagi. Aku tidak melihat wajahmu dan engkau pun tak tahu siapa aku. Aku akan mengingatnya, tentang rasa.


Sejujurnya aku takut Sam. Jadi biarlah aku tak pernah mengerti tentang pikachu ataupun si ono. Aku takut akan terlalu sakit. Juga ketakutan yang kudapat kemarin. Seorang teman, awalnya ia memang kasar, bahasanya agak menekan. Tapi lama-lama ia enak diajak bicara. Aku suka itu, dan tak jadi galau kala itu. Tapi entah karena apa, sepertinya ia begitu menaruh curiga. Sepertinya batinnya lelah. Aku diinterogasi seperti orang bersalah, dipaksa mengakui kalau aku laki-laki. Padahal aku sudah menjawabnya. Aku bukan orang yang ia kira mantannya. Aku perempuan, yang bahkan sudah berjanji besok akan bertukar foto dengannya. Sekali lagi, batinnya mungkin lelah. Lalu, malam itu ia meneleponku, satu kali, dua kali. Getaran bertubi-tubi itu membuat ponselku macet. Kau tahu ia membalas apa? "Kenapa nggak diangkat? Ngaku aja. Kalau nggak ngaku aku blokir lho."


Kupikir ia hanya bercanda Sam, karena sebelumnya kami sangat akrab meski hanya di kotak pesan. Setelah ponselku mulai berfungsi normal, aku membalas pesannya, ingin kuberitahu dia kalau di samping kananku ada Ayah, dan di samping kiriku ada Ibu. Apa iya mereka harus mendengarku bicara "Aku perempuan Mbak, Ish... Kok tidak percaya, aku perempuan." Kira-kira apa yang kau pikirkan saat anak gadismu meyakinkan seseorang di telepon bahwa ia perempuan tulen. Ah, pasti akan panjang urusannya.
Jadilah aku tak mengangkat panggilannya. Lekas ku balas pesannya, tapi tak bisa. Pun komentar di status yang katanya ingin berteman denganku, juga sudah tak dapat lagi. Dengan polosnya kurestart ponsel untuk memancing sinyal yang kupikir buruk. Semua usaha terhenti saat aku sadar, profilnya tak dapat lagi kutemukan. Aku diblokir!


Sam, tahukah kau aku ketakutan? Ini kejam, Sam. Ia dapat melihatku, tapi aku tak dapat melihatnya. Ngeri rasanya saat mengetahui ternyata kami mengomentari status yang sama, dan tentu saja ia bisa melihatku, sementara aku tidak. Rasanya seperti kau berpikir ia menghilang dari kehidupanmu di dunia maya, tapi ternyata ia tetap ada, hanya saja kau tak dapat melihatnya. Sam, tadi, kau membuat status kan? Dan entah kenapa kau memakai tagar seperti yang biasa ia gunakan. Kau tahu aku takut dengan tagar itu Sam? Tentu tidak, karena aku tidak pernah menceritakan kepada siapapun. Tagar itu, awal yang buruk, karena aku meniru status di akun kloningnya. Baru kutahu teka-teki ini beberapa hari lalu saat aku menyadari akun kloningnya juga memblokirku.


"Sam, jangan gunakan tagar itu!" Itulah yang ingin kukatakan padamu, jika saja kita dekat. Sayang, aku hanya temanmu, dalam dunia mayamu. Kita dekat karena ikatan 'Daftar Teman" dunia maya, bukan ikatan cinta. Jadi, biarkan aku menghilang sementara, untuk menebalkan hati. Aku mungkin akan kembali lebih cepat, atau mungkin tidak sama sekali. Jaga dirimu baik-baik Sam. Benar kata tante baruku, di dunia maya, bejad bisa saja mengaku malaikat. Kuharap kau tidak termasuk golongan itu Sam. Dari tutur tulismu, aku dapat meraba, kau penyayang yang perhatian. Baiklah Sam, saatnya aku pamit. Dapatkan jodoh yang baik Sam. Aku berjanji, tak akan kusebut namamu lagi, dalam doa maupun celetuk biasa. Lagi-lagi tentang waktu Sam, yang menjelaskanku mengenai sesuatu. Dan juga tentang waktu, yang merubah jalan pikiranku.



Fitri,
Yang ingin pergi untuk menebalkan hati.
Terimakasih telah mengajarkan semua itu Sam.
Juga, yang sempat jadi temanku, terimakasih telah menjelaskan, bahwa dunia maya tak pernah kalah kejam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

POST : 18 Review Say Bread, Roti menggoda ala Indomaret

POST : 10 PENGUMUMAN

POST : 4 Tips menjadi Kakak Beradik Bahagia