POST : 4 Tips menjadi Kakak Beradik Bahagia



POST : KEEMPAT

Assalaamualaikuum.. 

(Kali ini saya tidak akan melucu, saya tidak lucu sama sekali, dan saya tidak ingin ada yang menertawakan saya mulai kali ini. Curhat? Tidak, kali ini saya tidak akan curhat lagi dan lagi. Walau apapun yang melanda saya akhir – akhir ini, walau saya ingin sekali curhat, walau saya baru saja menolak liburan gratis ke pulau dewata, walau saya serasa akan menggila, saya tidak akan curhat lagi. Karena blog ini memang tidak saya buat untuk itu. Blog ini hanya akan berisi kisah bahagia dan inspiratif --Insya Allah--. Maafkan kekhilafan saya yang dulu, saya yang suka galau, saya yang benar – benar cengeng tingkat tinggi, saya yang terbiasa sedih, mengeluh, dan menghayal, serta baper.)

(bahasan ini bukan untuk anak tunggal / sematawayang, jadi yang merasa anak tunggal mending gak usah baca, takutnya baper..)

Halo, punya adik? Atau kakak? Atau anda adalah orang beruntung yang terpilih untuk merasakan keduanya (memiliki adik dan kakak) ? jika iya, saya jamin anda pernah bertengkar dengan saudara anda. Penyebabnya bisa jadi karena berebut sesuatu. terpaksa harus mengalah pada adik yang menyebalkan, bosan punya kakak yang semena – mena, dan terkadang selalu disalahkan atas pertengkaran yang terjadi dengan saudara kita. Padahal kitanya nggak merasa salah.

Pertengkaran yang terjadi dengan saudara itu wajar terjadi, selama kita masih anak – anak. Tapi jangan sampai hal tersebut tetap kita berdayakan hingga dewasa. Contohnya nih gaes, waktu kita dan saudara kita masing - masing sudah menikah, sudah pada dewasa, pas bertengkar pasti satru – satruan (tidak saling menyapa). Akibatnya bisa fatal!! SANGAT FATAL!!! PUTUSNYA IKATAN PERSAUDARAAN. – naudzubillahi mindzaalik—

Jangan sampai kita membenci saudara kita sendiri, apalagi hanya karena hal sepele, hal sepele gaes.
“Waah, songong sok ceramah.. kayak situ gak pernah gelot sama adik’e..” .....

Pernah, emang pernah. Sering malah. Setiap hari malah. Tapi tidak ada kata membenci, dendam, atau ancaman : awasno koe engko.. tidak ada seperti itu. Kalau dulu sih iya : kisahnyaaaaaaaa..... (bersama adik pertama)

Pada suatu malam kira – kira pukul 19.00 WIB. Setelah 1 jam mantengin Global TV, film yang sejak seminggu lalu saya catat jam tayangnya di tanggalan akhirnya main juga : HARRY POTTER AND THE SORCERER’S STONE. Akhir – akhir itu saya memang suka dengan Harry Potter, menghafalkan mantra sihirnya, dan tentu saja berhayal sekolah di hogwarts. Tau tidak? Jengkelnya saat film yang kita tunggu sejak seminggu, yang pertama kali tayang di tv tidak bisa kita tonton karena Adik nonton kartun yang SETIAP HARI tayang dan episodenya dibolan – baleni, rasanya itu lebih sakit dari aku waktu lihat orang pacaran. So, pertengkaran hebat pun terjadi hanya karena TV. Tak lama kemudian adik keluar sebagai pemenangnya. Didepan Ibu memang aku biasa aja marahnya. Tapi dibelakang beliau, aku berkata kasar pada Adikku, bilang dia tidak tau terimakasihlah, nonton tv gak nggenah lah, sampai mengungkit kebaikanku yang dulu - dulu padanya. 
BERKATA KASAR.. itulah yang aku sesali. Keesokan harinya setelah aku memaki – maki dia, kukira Adik akan benci padaku, tapi ternyata tidak. Dia tetap respect dan seperti tidak terjadi apa – apa semalam. Dari situlah aku sadar dia hanya anak kecil yang masih lugu dan polos, dia hanya ingin menonton kartun kesukaannya, dia tidak menyimpan sedikitpun kebencian dalam hati sucinya. DIA MASIH KECIL, ADIKKU MASIH KECIL. Dan.. dan sayalah yang bodoh, ngaboti Harry potter yang esok hari diputar lagi di tv, yang bisa saya cari di toko buku atau rental kaset, yang tidak mengenal saya, yang saat dia kaya tidak berpengaruh sama sekali dengan saya. BODOH BUKAN?
Harry Potter hanya tokoh fiksi yang saya bela mati – matian didepan Adik saya. Harry Potter bisa dicari, tapi hubungan, kehangatan, keakraban dengan saudara saya abaikan. B O D O H ! ! ! ! 

Seandainya saya sadar bahwa adik lah orang yang tiap hari akan terus menemani saya, bukan harry potter. Andai saya sadar bahwa ia nyata, ia saudara saya, yang jauh lebih penting dari Harry Potter yang sejatinya tidak ada dan tidak mempedulikan saya. Adik lah yang peduli pada Embaknya, Bukan Harry Potter atau apapun.

Maaf, saya ralat judul diatas. Bukan tips yang saya berikan tapi pengalaman yang berhasil membuka mata, otak, dan pikiran saya. Maaf kalau saya seperti menipu kawan – kawan. Tapi jika anda bisa menyerap isi tulisan ini, maka otomatis anda juga akan menemukan tipsnya. So, please.. jangan benci saudara Anda, apapun alasannya. Entah itu Adik atau Kakak anda. Ingatlah :

YANG KITA SUKAI BELUM TENTU DISUKAI OLEH TUHAN, BEGITU JUGA SEBALIKNYA. YANG TIDAK KITA SUKAI MUNGKIN SAJA MALAH ITU YANG DISUKAI TUHAN.

Dan sekarang, saking sayangnya saya dengan Adik. Makan makanan kesukaannya tanpa berbagi dengannya itu serasa hambar. Sering saya menolak makanan yang diberikan karena saya tidak bisa memakannya, bukannya tidak mau tapi tidak bisa. Kawan - kawan yang sudah memiliki buah hati pasti tau perasaan ini. Aneh sekali, saat saya seharusnya memakan makanan itu, saya malah terbayang  wajah Adik dengan senyum bahagia melahap makanan itu. "Waah saya tidak tega memakannya, itu makanan favorit Adik saya" begitu kira - kira.
Itu juga yang membuat saya menolak liburan gratis, menolak makanan enak gratis, dan menginap di hotel mewah gratis yang katanya bintang bintang bintang (3). Saya tidak bisa liburan sendiri tanpanya, walau terkadang dia nyebelin dan tidak sejalan dengan saya.

Sudah terlalu panjang? baiklah.. Keep baper and stay strong! Saya Embak dari kedua adik saya pamit..
Wassalaamualaikuum..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

POST : 18 Review Say Bread, Roti menggoda ala Indomaret

POST : 10 PENGUMUMAN